Polaroid
Gunung Galunggung mencuat
namanya setelah tragedi
letusannya yang dinilai terlama di
dunia, Rabu 4 April 1982. Para
penghayat spiritual ada yang
mensinyalir jika letusan itu akibat
ulah penghuni gaib kawasan
selatan Pasundan ini. Benarkah
demikian...?
Bila menyibak sejarah Pasundan,
Gunung Galunggung sudah
kadung dijadikan lokasi mengasah
ilmu kedigdayaan tingkat tinggi.
Buktinya, telah banyak jawara dari
Tatar Pasundan yang mafhum
betul jika kawasan ini sering
menjadi tempat tapabrata plus
berguru kepada sesepuh yang
berdaya linuwih.
Syahdan, di zaman yang masih
sedikit sekali penghuni seputar
Lembah Galunggung, ada
sepasang suami isteri bernama Aki
Parana dan Nini Parana. Huma
mereka sangatlah luas. Tapi aneh,
humanya selalu dituai pada malam
hari dan tidak dilakukan oleh
manusia.
Lantas siapa yang melakukannya?
Tak ada yang mengetahui secara
persis. Tanaman yang sudah siap
panen itu tahu-tahu telah dituai
hasilnya. Kalaupun manusia,
disamping perlu waktu lama dan
tentu membutuhkan banyak
orang. Padahal di tempat itu cuma
mereka berdua saja. Tetangganya
hanya mengetahui bahwa huma
yang luasnya berbahu-bahu,
dicangkul, ditanami, disiangi dan
dituai oleh keduanya.
Fenomena semacam itu bukanlah
sesuatu hal yang muskil dapat
terjadi dalam kacamata dunia gaib.
Mitos dan legenda yang
berkembang telah mengisyaratkan
jika lelaku yang dikerjakan oleh
suami isteri tersebut adalah aura
gaib dari mantra andalannya yang
disebut Aji Rempug Galunggung.
Kedahsyatan mantra ini, bila dibaca
dan diamalkan dengan serius,
maka yang mengamalkannya
dapat dengan mudah
memberdayakan jin dan makhluk
lelembut untuk membantu
menyelesaikan sesuatu pekerajaan
yang menguras tenaga.
Konon, aji inipun digunakan oleh
tokoh Sangkuriang untuk
membantu membendung Sungai
Citarum dan membuat perahu
hanya dalam satu malam saja.
Agar pembaca tak penasaran
untuk mengenal ajian ini, berikut
ini mantara dan cara lelakunya:
Mantera Aji Rempug Galanggung:
"Bismillah hirohmanirrohiim
rempug gunung ti Galunggu
rempug jami ti jaksani
awaking terung ngambung
pangmamangkeun sora awaking
kula ibu ngimpi ngadu dipicis di
langit,
masang di awang-awang
boga hutang teu mayar
mayar kutangga tilepan
sakurupuk jadi puyuh
sagarapak jadi heulang
moro munding janggawati
majapahit!
Moro badan kaula..... (sebut nama
diri sendiri)
ret jleg sajagat kabeh,
ashadu alla ilaha ilallah
waashadu anna
muhammadarasulullah."
Lelakunya harus dibarengi dengan
rasa ikhlas, yakni melalui urutan
berikut:
1. Puasa selama tujuh hari, mulai
dari terbit fazar hingga matahari
terbenam.
2. Membaca surat Al-Ikhlas,
Alfatihah, dan An-Nas, masing-
masing sebanyak 7 kali dilakukan
setelah sholat Maghrib.
3. Memperbanyak dzikir setelah
sholat Isya.
4. Melakukan sholat Tahajud
selama 17 malam berturut-turut.
Pantangannya:
Tidak boleh berzina, meminum
minuman keras atau
mengkonsumsi narkoba, dan tidak
boleh iri dengki terhadap sesama.
Bila Yang Maha Kuasa
menghendaki, maka anda dapat
menyelesaikan pekerjaan yang
berat sekalipun akan terasa enteng
dan cepat, hanya dengan menarik
nafas dalam-dalam sebanyak tiga
kali, lalu membaca mantra itu
sambil menghadap ke Barat.